Senin, 14 Desember 2015

Patung Burung Hantu dari Tanah Liat


Cara membuat patung ini sangat mudah dan simple. Aku membuatnya karena ada tugas dari Pak Guru seni rupa di sekolahku ( SMP N 1 MOJOLABAN ). Ini membuatku tertarik untuk membuat patung-patung dari tanah liat. Semoga menjadi referensi...

Sabtu, 03 Januari 2015

Drama persahabatan untuk 5 orang ( 3 pr, 2 lk )


Dari Sahabat Untuk Sahabat
         
Bintang yang setia pada malam, begitu pula kesetiaan embun menemani pagi. Matahari yang tak pernah lelah terangi dunia ini. Seperti itulah persahabatan, selalu setia tanpa diminta. Saling mengerti tanpa harus memohon. Tak ada satupun orang di dunia ini yang hidup tanpa persahabatan, persahabatan adalah kisah terindah yang tak terlupakan bagi setiap insan yang pernah merasakan.
            Keyla, Riska, Icha, Aldo, dan Vino sudah bersahabat semenjak duduk di kelas 4 SD sampai sekarang mereka duduk di kelas 3 SMP. Persahabatan mereka sangat baik, meskipun sifat mereka yang berbeda-beda. Mereka selalu kompak dan ceria. Sampai ada suatu hal yang meretakkan persahabatan mereka.
            Pada suatu hari, Vino menghampiri Icha di rumahnya.
Vino : “Assalamu’alaikum.” ( sambil mengetuk pintu )
Mamanya Icha : “Wa’alaikumsalam. Eh, nak Vino, mau ngajak Icha berangkat bareng ya?”
Vino : “Iya, tante.”
Mamanya Icha : “Sebentar ya, tante panggilin. Icha! Ditunggu temannya tuh.”
Icha : “Iya ma.”
Mamanya Icha : “Tunggu sebentar ya! Tante masuk dulu.” ( meninggalkan Vino )
            Icha lalu datang menemui Vino.
Icha : “Tumben Ris, jam segini baru datang?” ( dengan nada judes dan tidak melihat siapa yang datang )
Vino : “Emh.” ( berdehem )
Icha : “Vino? Maaf ya, aku kira tadi Riska.” ( pipinya langsung memerah )
Vino : “Iya, nggak apa-apa kok. Ya udah, berangkat yuk! “ ( sembari menjulurkan tangannnya )
Icha : “Ayo.” ( pura-pura tidak melihat juluran tangan dari Vino, tetapi tidak dapat menyembunyikan senyuman kecil di bibirnya dan langsung berjalan )
Vino : “Ha?” ( bersuara lirih dan wajahnya berubah cemberut )
            Icha dan Vino kemudian menghampiri Keyla dirumahnya.
Icha dan Vino : “Assalamu’alaikum.”
Keyla : “Wa’alaikumsalam, sebentar!” ( bersuara dari dalam rumah )
Icha : “Ok.”
Keyla : “Riska gak ada ya? Makanya, gak ada yang teriak-teriak, dia kan pasti teriak-teriak kalau aku belum siap.”
Icha : “Iya, ngggak tau nih. Dia tadi nggak ngampirin aku.”
Vino : “Berangkat yuk! Nanti kita bisa terlambat.”
Keyla : “Cuss. Mama! Keyla berangkat dulu ya!”
Mamanya Keyla : “Ya, hati-hati.”
            Sesampainya mereka di sekolah, mereka langsung bergabung dengan Riska dan Aldo yang sedang mengobrol.
Keyla : “Hai!”
Icha : “Pagi!”
Vino : “Halo, Bro!” ( Tos dengan Aldo )
Icha : “Ris, kok kamu tadi nggak ngampirin aku sih?”
Riska : “Oh iya, maaf ya, aku tadi buru-buru soalnya hari ini kan aku ada tugas piket.”
Keyla : “Ciee, yang rajin ngerjain piket. Tadi kalian berdua ngrumpi apaan sih? Kok kayaknya seru banget.”
Riska : “Oh, kami berdua tuh punya ide.”
Keyla : “Ide apaan?”
Aldo : “Kita kan sudah bersahabat sejak SD dan sekarang kita sudah SMP kelas 3 yang sebentar lagi mau lulus. Kita tuh harus punya sesuatu yang bisa dijadiin tanda persahabatan kita. Siapa tau nanti kita harus berpisah?”
Icha : Jadi, semacam cincin pertunangan?” ( melirik Vino )
Keyla : “Idiih, si Icha, ngarep.”
Riska : “Tapi, bukan cincin juga kali.”
Vino : “Lalu apaan dong?”
            Semua berpikir sejenak.
Semua : “Gelang!” ( semua langsung tertawa bersama-sama )
            Keesokan harinya, Keyla menyuruh mereka untuk kumpul di kantin pada saat istirahat pertama. Semua sudah berkumpul.
Aldo : “Ada apaan sih Key?”
Keyla : “Tunggu aja dulu. Semua sudah kumpul?”
Icha : “Menurut L?”
Keyla : “Hehehehe. Jadi, aku nyuruh kalian semua kumpul disini tuh ada sesuatu untuk kalian.”
Vino : “Apaan?”
Keyla : “Semua tutup matanya dulu dong!”
Riska : “Ih, kok pakai acara tutup mata segala?”
Keyla : “Mau tau nggak.”
Icha : “Mau.”
Keyla : “Ya udah, tutup matanya dulu dong jangan ada yang ngintip ya! Kalau ada yang ngintip matanya bintitan.”
            Semua menutup matanya.
Keyla : “Sekarang julurin tangan kalian.”
Aldo : “Nih, sudah.”
Icha : “Cepet dong, Key! Sudah kemal bin sakemal nih!”
Vino : “Sakemal?”
Icha : “Sangat kepo maksimal.”
            Keyla kemudian menaruh sesuatu di tangan mereka.
Keyla : “Sudah, sekarang buka matanya.”
Riska : “Wah! Lucu banget.” ( sambil melihat-lihat benda itu )
Vino : “Keren.”
Icha : “Iya, mau coba ah.”
Aldo : “Tunggu, kita tuh makainya harus bersamaan dong.”
Keyla : “Gelang ini sebagai tanda persahabatan kita tidak akan hancur dan dengan gelang ini kita tetap mengingat satu sama lain, meskipun kelak kita berpisah tetapi hati kita tetap satu.”
Riska : “Setuju!”
Vino : “Sekarang kita pakai yuk!”
Semua : “Satu.. Dua.. Tiga...”
            Semua langsung memakai gelang itu, lalu memandang satu sama lain dan akhirnya tertawa lepas dengan hangatannya kebersamaan.
            Hari berganti hari, persahabatan mereka semakin erat dan dekat. Hingga kejadian yang tidak diinginkan menimpa kelima sahabat itu.
            Di dalam kelas, Keyla sedang duduk sendirian sambil melepas dan memandang gelangnya dengan tersenyum. Bel tanda masuk berbunyi, semua murid menempati tempat duduknya masing-masing.
Icha : “Keyla, hari ini pelajarannya outdoor, keluar yuk.”
Keyla : “Horeee! ayo. “ ( lupa memakai gelangnya, tetapi malah memasukkan gelangnya ke dalam tas )
            Selesai pelajaran, semua murid kembali ke kelas. Keyla melihat pergelangan tangannya.
Keyla : “ Gelangku?”
Riska : “Ada apa Key?”
Keyla : “Nggak kok.” ( suaranya terdengar sangat gugup )
Icha : “Kalau ada apa-apa harus cerita lho.”
Keyla : “Pasti.” ( menyembunyikan pergelangan tangannya )
Vino : “Ke kantin yuk!”
Aldo, Riska, dan Icha : “Yuk!”
Keyla : “Kalian duluan aja, nanti aku nyusul.”
Aldo : “Ok, tapi cepetan ya!”
Keyla : “Yeah.”
            Setelah Icha, Riska, Aldo, dan Vino meninggalkan Keyla. Keyla lalu mengobrak-abrik tasnya.
Keyla : “Dimana sih, tadi kan aku taruh disini, kok sekarang sudah nggak ada.” ( suaranya terdengar sangat panik )
Keyla : “Aku ke kantin dulu aja deh, daripada nanti pada curiga.”
            Keyla lalu menyusul di kantin.
Keyla : “Maaf ya, kalau aku lama.”
Icha : “Nggak apa-apa kok, kamu mau pesan apa? Kita semua ditraktir Aldo nih.”
Keyla : “Juice Strowberry satu.”
Riska : “Makannya?”
Keyla : “Aku belum lapar.”
Aldo : “Beneran? Aku traktir sepuasnya kok.”
Keyla : “Bener, makasih ya.”
Aldo : “Sama-sama.”
Icha : “Aku pesenin dulu ya!”
Riska : “Ulangan Matematikamu tadi dapat berapa Key?” ( Keyla yang sedang melamun tidak mendengarnya )
Riska : “Key?”
Vino : “Keyla!”
Keyla : “Hm? Iya, ada apa?”
Aldo : “Kamu ada masalah ya?”
Riska : “Kalau ada masalah cerita aja Key, siapa tau kita bisa bantuin.”
Keyla : “Oh, aku nggak apa-apa kok.”
Vino : “Beneran?”
Keyla : “Iya.”
            Icha bergabung kembali setelah memesan makanan, Icha melihat pergelangan tangan Keyla.
Icha : “Gelangmu mana Key?”
Keyla : “Ha? Gelang? Oh, tadi ada... ada di tas. Oh, iya di tas.” ( berusaha menutupi kegugupannya )
Icha : “Oh.”
Aldo : “Nggak nyangka ya kita sudah bersahabat selama ini.”
Riska : “Iya.”
Vino : “Ada panggilan alam nih. Aku ke toilet dulu ya.”
Icha : “Iya, jangan lama-lama.”
Riska : “Ehem!”
            Beberapa menit kemudian, Vino kembali. Mereka langsung menyantap hidangan mereka. Bel tanda masuk berbunyi, mereka langsung menuju ke kelas mereka. Pelajaran berlangsung dengan lancar, tetapi hati kecil Keyla sangat takut karena tidak bisa menjaga gelang persahabatannya. Bel berbunyi empat kali tanda pelajaran selesai, semua murid langsung meninggalkan kelas.
Aldo : “Pulang yuk!” ( mengajak keempat sahabatnya )
Riska : “Ayo.” ( suaranya terdengar sangat antusias )
Vino dan Icha : “Yuk!”
Aldo : “Key?”
Keyla : “Kalian duluan aja.”
Icha : “Bener?”
Keyla : “Iya, aku ada urusan.”
Vino : “Oh, kita duluan ya.”
Keyla : “Ok, hati-hati ya!”
Aldo : “Si Keyla kenapa sih?” ( berbisik kepada Vino )
Vino :  “Nggak tau tuh, lagi ada masalah kayaknya.”
            Setelah mereka berempat pergi, Keyla langsung mengobrak-abrik ruangan kelas.
Keyla : “Dimana sih? Ya Allah, dimana gelangnya?”
            Setelah mencari selama satu jam, Keyla memutuskan untuk pulang.
Keyla : “Assalamu’alaikum.”
Mamanya Keyla : “Wa’alaikumsalam.”
Keyla : “Mama...” ( Keyla langsung berlari kepelukan mamanya, tak terasa air mata menetes di pipinya )
Mamanya Keyla : “Ada apa sayang?”
Keyla : “Nggak apa-apa, ma.” ( Keyla langsung berlari menju kamarnya )
Mamanya Keyla : “Sayang? Cerita aja ke mama. Keyla!”
            Selama empat hari, tidak ada yang mengetahui bahwa Keyla tidak memakai gelang. Tetapi, hari kelima ini sungguh hari yang sangat buruk bagi Keyla. Keyla duduk di sebelah Icha.
Icha : “Gelangmu mana Key?”
Keyla : “Oh, ada di tas.”
Icha : “Kok nggak kamu pakai sih?”
Keyla : “Iya, nanti aku pakai kok.”
Riska : “Pakai sekarang aja.”
Keyla : “Ha? Iya..” ( Keyla membuka tasnya )
Aldo : “Kok lama sih?”
Keyla : “Iya, aku ngaku ke kalian, gelangku hilang, aku emang ceroboh, sangat ceroboh.”
Vino : “Gelangmu hilang?”
Keyla : “Iya, aku minta maaf..”
Icha : “Maaf?Kamu gak ingat siapa yang ngasih gelang ini? Yang ngasih gelang ini kamu Key.”
Riska : “Tapi, kamu gak bisa ngejaganya! Gelang aja gak bisa menjaga, apalagi persahabatan kita.”
Keyla : “Tapi.. tapi.. aku.. aku akan beli, iya aku akan beli yang sama persis.”
Aldo : “Gak perlu Key.”
Vino : “Kamu pikir sahabat bisa dibeli?”
Keyla : “Maksudku..”
Icha : “Ayo teman-teman kita pergi.”
Keyla : “Tunggu!” ( Keyla sudah tidak punya tenaga )
            Semua meninggalkan Keyla di kelas. Hari berganti hari, mereka berempat masih tidak mau bersahabat dengan Keyla. Keyla selalu menyapa mereka dengan ramah. Tetapi, mereka tidak membalas sapaan itu tetapi malah mencaci Keyla.
Keyla : “Hai!”
Icha : “Kita pindah saja Ris.”
Riska : “Yuk, gerah banget disini.”
Keyla : “Icha! Riska!”
            Saat mau pulang sekolah.
Keyla : “Vino, pulang bareng yuk!”
Vino : “Emm, kamu duluan aja Key.”
Keyla : “Oh, ok.”
            Hari ini adalah hari ulang tahun Keyla, ulang tahun yang sangat buruk bagi Keyla, orang tuanya sedang keluar negeri karena ada pekerjaan, sahabat yang selama ini selalu hadir menemani hari-harinya sekarang menjauhinya. Keyla sedang duduk berdiam diri di dalam kelas, tiba-tiba lampu penerangan dalam kelas itu mati.
Suara yang keras : “Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birtday, happy birthday, happy birthday Keyla.”
Keyla : “Kalian? Jadi,..”
Icha : “Kita selalu ingat Key.”
Riska : “Masa’ kita lupa hari ulang tahun sahabat kita.” ( melihat ke semua sahabatnya )
Keyla : “Soal gelang?”           
Riska : “Ini dari kita.” ( memberi sesuatu )
Keyla : “Terima kasih ya.” ( membuka hadiah )
Keyla : “Ha? Gelangku! ( sangat terkerjut ) jadi, selama ini? Aku nggak nyangka ya.. Aku sudah panik, takut, tapi, ternyata..”
Icha : “Ini nggak seperti yang kamu bayangin Key, kami minta maaf.”
Vino : “Kami cuma bercanda.”
Keyla : “Tapi, ini keterlaluan!”
Riska : “Key, jangan marah dong.”
Vino, Riska, Aldo, Icha : “Maafin kita dong Key.”
Icha : “Key? Kita nggak akan ngelakuin ini lagi.”
Aldo : “Iya Key, maafin kita dong!”
Keyla : “Hahahahaha...” ( tertawa )
Icha : “Ha?”
Aldo : “Key, kamu nggak gila kan?”
Keyla : “Ya enggak lah, enak aja.”
Riska : “Jadi, kamu maafin kita?”
Keyla : “Menurutmu? Ya, pasti aku maafinlah, aku nggak mau kehilangan sahabat lagi, cukup satu kali saja.”
Vino : “Kami minta maaf ya, soal kejadian itu.”
Keyla : “Iya aku maafin kok, tapi, asal kalian tahu ya sakitnya tuh disini.”
Icha : “Kita ngelakuin itu, karena kita sayang sama kamu.”
Riska : “Jadi, ini semua itu untuk kejutan ulang tahun kamu.”
Keyla : “Makasih ya.”
Icha, Riska, Aldo, Vino : “Sama-sama.”
           


Mereka berempat memberi tahu kejadian yang sebenarnya kepada Keyla, bahwa mereka yang mengambil gelang itu, Keyla memaafkan mereka. Setelah kejadian itu,  mereka menjalani hari-hari seperti biasa lagi. Persahabatan seperti mata dan tangan, saat mata menangis tangan mengusapnya, pada saat tangan terluka mata menangis.

SELESAI

She is my cousin . Her name is Valensia Abidha Dhia Safarana a.k.a Valen